Wanita yang Sudah Menikah Wajib Lakukan Pap Smear, Ini Tujuannya

Apa itu Pap smear?

Pap smear adalah sebuah tes untuk mendeteksi kanker serviks pada wanita. Pemeriksaan yang juga disebut Pap test ini juga bisa digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sel-sel leher rahim (serviks) yang berisiko menjadi kanker.


Pada proses pemeriksaan Pap smear, dokter akan mengambil sedikit sampel jaringan serviks Anda. Sampel ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi kondisi leher rahim Anda.

Berapa biaya Pap smear?

Biaya pemeriksaan Pap smear berkisar dari mulai Rp.300.000 hingga Rp.600.000, dan bervariasi dari rumah sakit atau klinik yang menyelenggarakannya.

Kenapa Pap smear diperlukan?

Tujuan Pap smear adalah untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Tes ini umumnya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan panggul maupun tes HPV (humanpappiloma virus).

Dengan mengetahui kondisi serviks melalui Pap smear, pengobatan bisa dilakukan sedini mungkin apabila Anda terdeteksi mengalami tanda-tanda kanker sehingga sel-sel kanker tidak menyebar luas.

Siapa yang membutuhkan Pap smear?

Pap smear perlu dilakukan oleh wanita yang telah aktif secara seksual, baik yang telah menikah maupun belum.

Sementara bagi Anda yang belum pernah menikah atau berhubungan seks (masih perawan), tes ini umumnya tidak diperlukan. Pasalnya, risiko Anda untuk tertular infeksi HPV sangatlah rendah.

Meski begitu, ada pula beberapa faktor risiko yang bisa memengaruhi risiko kanker serviks selain infeksi HPV. Misalnya, merokok, faktor keturunan, serta paparan diethylstilbestrol (DES) ketika masih dalam kandungan. Karena itu, diskusikan dengan dokter kandungan mengenai perlu atau tidaknya tes Pap smear untuk Anda.

Seberapa sering Anda harus menjalani Pap smear?

Frekuensi pemeriksaan akan ditentukan berdasarkan kategori usia dan kondisi di bawah ini:

- Wanita usia 21 tahun ke atas

Wanita berusia 21 tahun ke atas dianjurkan untuk menjalani tes Pap smear setiap 3 tahun sekali, baik yang sudah menjalani vaksin HPV maupun belum

- Wanita usia 21-29 tahun

Wanita berusia 21-29 tahun disarankan untuk melakukan tes Pap setiap 3 tahun sekali. Pemeriksaan HPV tidak perlu dilakukan, kecuali hasil tes Pap smear menunjukkan keabnormalan.

- Wanita usia 30 tahun ke atas

Wanita berusia 30 tahun ke atas sebaiknya menjalani Pap smear setiap 5 tahun sekali bersama dengan tes HPV hingga usia 65 tahun. Frekuensi pemeriksaan ini bisa dilakukan selama semua tes menunjukkan hasil yang normal.

Sebagai alternatif, Wanita berusia 30-65 bisa menjalani Pap smear saja dengan frekuensi 3 tahun sekali.

- Wanita usia 65 tahun ke atas

Wanita berusia 65 tahun yang sudah menjalani Pap smear selama 10 tahun terakhir dan memiliki hasil yang normal, bisa berhenti untuk menjalani tes Pap karena tidak memerlukannya lagi.

- Wanita yang pernah terdeteksi memiliki prekanker

Apabila sudah pernah didiagnosis mengalami kondisi prekanker, Anda dianjurkan untuk melanjutkan Pap smear selama minimal 20 tahun sejak pendeteksian pertama. Durasi tes ini tetap mesti dilanjutkan meski Anda sudah berusia 65 tahun.

Jika Anda memiliki riwayat hasil Pap smear abnormal sebelumnya, mengidap HIV, memiliki imunitas rendah, atau terpapar dengan obat dietilstilbestrol sebelum melahirkan, maka Anda akan dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan pap smear.

- Wanita yang telah menjalani operasi histerektomi total

Histerektomi total adalah operasi pengangkatan rahim dan serviks. Pada wanita yang telah menjalani prosedur ini, ia tidak dianjurkan untuk menjalani Pap smear. Terkecuali, pada histerektomi yang dilakukan untuk menangani prekanker maupun kanker.

- Wanita yang memiliki sistem imun lemah

Sistem kekebalan tubuh bisa menurun akibat kondisi tertentu. Misalnya, mengidap HIV/AIDS atau mengonsumsi obat penekan sistem imun (imunosupresan).

Kalangan wanita dengan kondisi-kondisi tersebut sebaiknya melakukan tes Pap sesuai dengan rekomendasi dokter yang melakukan perawatan.

Mungkin banyak dari Anda yang menganggap bahwa tes Pap sudah tidak diperlukan ketika Anda memutuskan untuk tidak memiliki keturunan lagi. Anggapan ini tidaklah tepat. Kenapa?

Pasalnya, semua wanita yang telah aktif secara seksual sangat disarankan untuk menjalani Pap smear sesuai dengan kategori usia maupun kondisi-kondisi yang telah disebutkan di atas.

Harap dingat bahwa tes Pap tidak perlu dilakukan tiap tahun, sesuaikan dengan petunjuk di atas atau anjuran dokter. Namun wanita dengan hasil Pap smear yang menandakan kejanggalan sebaiknya kembali menjalani tes ini setelah 6 bulan atau 1 tahun dari tes sebelumnya.

Apa saja persiapan untuk menjalani Pap smear?

Hal yang harus dipersiapkan sebelum pap smear meliputi:

  • Menentukan jadwal tes berdasarkan rekomendasi dokter.
  • Jangan menjalani Pap smear saat Anda sedang menstruasi. Waktu terbaik untuk melakukannya adalah 5 hari setelah haid selesai.
  • Jangan berhubungan intim maupun menggunaan krim atau obat untuk vagina dan kontrasepsi selama 1-2 hari sebelum tes.
  • Bila Anda mengalami peradangan leher rahim (servisitis), tunggulah sampai penyakit Anda sembuh.
  • Untuk ibu hamil, Pap smear masih aman dilakukan hingga usia kehamilan 24 minggu.
  • Untuk wanita yang baru melahirkan, tunggulah hingga 12 minggu setelah melahirkan jika ingin melakukan Pap smear.
  • Sedang mengonsumsi obat-obatan, misalnya pil KB yang mengandung estrogen dan progestin. Obat ini bisa berpengaruh pada hasil tes.
  • Pernah menjalani tes Pap smear dengan hasil abnormal.
  • Sebelum menjalani tes pap smear, sebaiknya Anda sudah buang air kecil terlebih dahulu untuk mengosongkan kandung kemih. Jangan lupa untuk tetap tenang dan tidak tegang agar prosedur Pap smear bisa berjalan lancar.

Bagaimana prosedur Pap smear dilakukan?

Keseluruhan pemeriksaan Pap smear umummnya berlangsung selama 20-30 menit. Dokter akan melakukan tes ini dibantu oleh perawat. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Anda akan diminta untuk melepaskan pakaian bagian bawah, termasuk celana dalam.
  2. Anda akan diminta untuk berbaring telentang di atas ranjang khusus.
  3. Kaki Anda diletakkan di penyangga kaki selama tes berlangsung.
  4. Dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina.
  5. Spekulum akan dibuka agar leher rahim menjadi bisa terlihat.
  6. Dokter akan menggunakan swab khusus untuk mengambil sampel jaringan dari serviks.
  7. Setelah swab dikeluarkan, Anda bisa kembali berpakaian dan tes pun selesai.
  8. Sampel tersebut akan ditaruh dalam toples kecil dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Dokter atau pihak rumah sakit akan menghubungi Anda ketika hasil tes sudah selesai.

Selama tes, Anda mungkin akan merasakan sedikit tekanan atau sensasi seperti dicubit. Sedangkan sehabis menjalani tes Pap, Anda bisa merasakan kram ringan atau ketidaknyamanan di perut bawah. Perdarahan ringan atau flek juga terkadang dapat terjadi segera setelah tes.

Kembali hubungi dokter apabila perdarahan dan kram terus berlanjut pada keesokan harinya.

Seperti apa hasil tes Pap smear?

Berikut beberapa hasil yang bisa didapatkan dari tes Pap smear:

- Normal atau negatif

Hasil ini menunjukkan bahwa sel serviks Anda dalam kondisi normal atau hasil negatif. Dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan tes kembali setelah 3-5 tahun.

- Hasil tidak jelas atau kurang memuaskan

Kondisi ini bisa disebabkan oleh kurangnya sampel yang diuji atau ada permasalahan lain yang mempengaruhi hasil analisis. Oleh sebab itu, Anda biasanya akan diminta untuk mengulangi Pap smear agar mendapatkan hasil yang lebih valid.

- Tidak normal atau positif

Hasil ini menandakan adanya perubahan yang abnormal pada sel-sel serviks Anda.

Apa yang harus dilakukan bila hasil Pap smear positif?

Sebagian wanita yang mendapatkan hasil abnormal belum tentu terkena kanker serviks. Namun Anda sebaiknya menjalani pengujian lebih lanjut untuk memantau kondisi sel-sel serviks Anda.

Salah satu contoh kondisi medis yang bisa memicu hasil abnormal meliputi peradangan serta displasia (perubahan kecil pada sel-sel). Kedua kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya.

Karena itu, dokter akan melakukan pemantauan kondisi dan menyarankan Anda untuk menjalani tes pada beberapa bulan kemudian. Apabila hasil tes tetap menunjukkan keabnormalan, dokter bisa merekomendasikan prosedur kolposkopi.

Berbeda dengan Pap smear, kolposkopi memungkinkan dokter untuk melihat kondisi serviks untuk mencari bagian yang mencurigakan. Dokter bisa mengambil gambar maupun melakukan biopsi (pengambilan sampel) dari bagian yang diperiksa.

Untuk proses biopsi, dokter akan mengunakan swab yang sudah diberi cuka atau cairan lain pada bagian tersebut. Cuka berfungsi menyingkirkan lendir di lokasi yang hendak diperiksa, sekaligus memberikan perbahan tertentu pada sel-sel yang abnormal. Dengan ini, dokter pun bisa lebih mudah untuk mendeteksinya.

Swab yang sudah dioleskan ke leher rahim tersebut kemudian akan dibawa ke laboratorium agar sampel jaringan yang sudah diambil dapat diperiksa lebih lanjut.

Sumber: sehatq.com

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Wanita yang Sudah Menikah Wajib Lakukan Pap Smear, Ini Tujuannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel